Tiga Pelajaran Menulis dari Sapardi

Penyair Sapardi Djoko Damono telah meninggalkan kita semua pada 19 Juli 2020.

Namun, karena saya tidak berkenalan langsung dengan beliau, maka tidak banyak yang bisa saya bagikan selain daripada puisi-puisi beliau yang sangat menarik.

Kemudian di LinkedIn saya membaca tulisan dari Fira Basuki.

Ia membagikan pelajaran dari Pak Sapardi yang akan bermanfaat, misalnya untuk dunia kerja.

Pelajaran pertama adalah kita perlu menggunakan bahasa yang sederhana dalam bertutur. 

Di dunia kerja lebih baik menggunakan bahasa sederhana yang dimengerti oleh semua orang. Apalagi jika kita berpidato di depan bawahan dan seluruh karyawan, bahasa yang campur-campur dengan bahasa asing lambat laun akan membuat orang pusing. Semakin sederhana, maka akan semakin jelas, dan semakin bisa dimengerti oleh orang lain. Kemudian semakin pesan dan instruksi bisa dilaksanakan.

Pelajaran kedua dari Sapardi adalah agar kita menggunakan bahasa yang sopan. 

Sopan artinya tidak mengumpat apalagi menyebut kebun binatang. Sopan artinya juga bermaksud untuk memahami kebutuhan orang lain dan mengajukan izin pada saat atau menjelang akan berbicara.

Kemudian pelajaran ketiga adalah agar jangan berbicara terlampau cepat, sehingga justru menyebabkan ketidakjelasan informasi atau pengetahuan yang diberikan.

Oleh karena itu, Anda disarankan  boleh cepat asal jelas dan jangan lupa bernapas serta hindari bertele-tele dalam bahan atau tulisan yang akan diberikan kepada pembaca.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menulis untuk Memancarkan Pesan

Menulis Menyampaikan Suara Sang Penyair

Menulis adalah Latihan Tanpa Henti