Setelah Menulis Setiap Hari Selama Sebulan

Barangkali Anda tidak sadar, bahwa setiap hari saya menerbitkan satu tulisan di Blog ini sejak kurang lebih sebulan yang lalu.

Berikut ini beberapa pelajaran yang saya dapatkan setelah menulis di blog setiap hari selama kurang lebih sebulan tersebut.

Untuk memudahkan Anda, maka  saya akan menguraikan kenapa saya menulis setiap hari, bagaimana saya melakukan hal tersebut, apa saja alat yang digunakan , apa hasil yang didapat,  dan apa tantangan yang masih saya  hadapi?

Pertama adalah kenapa saya menulis setiap hari?

Beberapa waktu yang lalu saya melihat tayangan di YouTube pada saat Mahaguru Blogger Seth Godin  diwawancarai oleh Marie Forleo.

Salah satu pertanyaan yang diajukan oleh Marie adalah, “Kenapa Seth menulis setiap hari?”

Jawaban dari Seth kemudian memberikan saya inspirasi untuk mengikuti jejaknya dan menulis serta menerbitkan tulisan tersebut setiap hari di Blog saya. 

Berikut ini yang disampaikan Seth.

Meskipun tidak ada satu orang pun yang membaca tulisan saya, tetapi saya akan tetap melakukannya.  Alasannya adalah  jika besok saya ingin  berbagi pengetahuan atau sesuatu yang saya ketahui,  membantu orang lain,  dan menyampaikan pendapat atau opini, maka saya akan lebih mudah melakukannya.

Hal itu terjadi karena saya membuat semacam jejak yang panjang,  kemudian perbaikan-perbaikan, dan orang yang membaca akan menaruh kepercayaan yang lebih kepada saya.

Jadi tujuan saya bukanlah mendapatkan lebih banyak pembaca atau menjual sesuatu, tetapi  membangun suatu jalan untuk melakukan perubahan.

Pada saat saya melakukan hal itu, maka saya akan mendapatkan kepercayaan dan izin ketika saya menyampaikan sesuatu kepada orang lain.

Hal itu tidak bisa dicapai melalui teknik-teknik SEO atau bermacam trik di media sosial.  Hal itu hanya dapat dicapai dengan cara menunjukkan diri setiap hari  dan terutama melalui cara tertentu yang diharapkan oleh orang lain.

Itulah yang disampaikan oleh Seth yang memberikan inspirasi kepada saya untuk menulis setiap hari.

Selain dari Seth Godin,  saya juga mendapatkan inspirasi dari Nicolas Cole.  Sebenarnya Anda bisa membaca inspirasi tersebut di tulisan berjudul ‘Tentang Viral: Konstelasi atau Kembang Api?’

Di sini saya ingin mengulang sedikit pesan dari Nicolas,  bahwa alih-alih seperti kembang api, artinya sebuah karya yang hanya satu tetapi meledak menjadi viral,  kita perlu membentuk konstelasi atau rangkaian karya.

Nicolas  juga bilang bahwa volume wins artinya jumlah yang banyak pada suatu ketika dapat memberikan berbagai manfaat.  Bagi seorang blogger,  jumlah yang banyak tersebut artinya tulisan yang banyak pula.

Nah, itulah beberapa alasan yang mendasari saya untuk menulis setiap hari.  Seperti Seth Godin  saya ingin mendapatkan kepercayaan dari orang lain.  Kemudian  seperti Nicolas,  saya ingin berlatih setiap hari untuk  membentuk konstelasi karya dan juga melatih otot menulis saya.

Kedua adalah bagaimana caranya saya menulis setiap hari?

Hal yang sering dikhawatirkan oleh para penulis atau blogger adalah saat terjadinya writers block.  Ini adalah kondisi ketika seorang penulis tidak mempunyai ide atau bahan tulisan yang dapat ditulis.

Lagi-lagi Seth Godin  memberikan jawaban yang cukup menohok pada  kekhawatiran tersebut.

Dia bilang  bahwa setiap kita akan bangun di pagi hari dan tidak kehilangan kemampuan untuk berbicara.  Demikian juga dengan para penulis. Setiap hari, pasti ada saja bahan, materi, atau ide yang dapat dituliskan.

Saya pribadi  menggunakan berbagai macam cara agar dapat menghasilkan satu tulisan setiap hari.  Misalnya menuliskan pengalaman yang saya alami dan sekiranya penting,  seperti pada saat saya mencari kambing untuk Idul Adha kemarin.

Selain itu,  saya banyak membaca blog,  buku, berita, dan rilis pers dari orang-orang dan berbagai lembaga internasional. Materi-materi tersebut sangat menarik, tetapi masih dalam Bahasa Inggris, sehingga saya membantu menerjemahkan materi-materi tersebut yang sesuai dengan minat dan tema blog ini, seperti tentang kepemimpinan,  kebencanaan,  manajemen,  pemasaran,  dan lainnya.

Harapan saya dengan melakukan hal itu adalah agar dapat membantu teman-teman di Indonesia yang kebetulan tidak menguasai Bahasa Inggris untuk memahami berbagai pemikiran, kebijakan, pembelajaran, dan hal lainnya yang bermanfaat, tetapi ditulis dalam bahasa asing.

Metode untuk mendapatkan ide lainnya adalah dengan membaca kembali catatan yang pernah saya buat dalam berbagai kesempatan, misalnya  pada saat saya mengikuti pelatihan, rapat, atau beberapa buah pemikiran dan saya tuliskan di buku catatan.

Dari catatan tersebut kemudian saya pilih poin-poin yang bermanfaat dan mengembangkannya lagi menjadi sebuah tulisan baru. Harapan saya  dengan mengembangkan catatan tersebut menjadi satu tulisan adalah agar dapat bermanfaat bagi orang lain yang mungkin mengalami persoalan, membutuhkan pengetahuan, atau ingin meningkatkan kapasitasnya dalam pekerjaan yang mereka hadapi sehari-hari.

Ketiga adalah peralatan apa yang saya gunakan?

Beberapa peralatan dasar yang saya gunakan adalah kertas,  pena,  dan laptop.  Kemudian ditambah dengan jaringan internet untuk mengunggah hasil tulisan di Blog.

Barangkali yang menjadi sedikit berbeda adalah beberapa perangkat lunak yang saya gunakan di laptop.

Pertama adalah perangkat untuk membuat tulisan atau mengetik di laptop.  Guna keperluan tersebut, saya mengandalkan Google Docs  dan fitur voice typing. Dengan fitur ini ini maka saya tinggal mengucapkan apa yang perlu ditulis dan akan diubah oleh Google Docs menjadi suatu ketikan.

Syukurlah saat ini fitur yang tersedia tersebut sudah mendukung Bahasa Indonesia,  sehingga memberikan kemudahan untuk menulis secara cepat,  karena tinggal mendikte  dan fitur tersebut akan otomatis membuat ketikannya. Hasilnya adalah saya dapat membuat tulisan yang panjang tanpa terlampau capek.

Namun, perlu diingat bahwa fitur pengetikan dari suara di Google Docs memiliki beberapa keterbatasan. Misalnya perlu adanya penyuntingan atau proses editing yang teliti agar bisa dihindari berbagai kesalahan yang terjadi selama proses pengetikan.

Setelah tulisan jadi, maka kemudian saya memindahkannya ke blog dan menguploadnya.  Namun, lebih tepatnya saya membuat penjadwalan. Biasanya pada hari Minggu saya akan mengunggah tulisan untuk satu minggu ke depan dan menjadwalkannya agar terbit setiap hari.

Dahulu seringkali tulisan saya tidak terorganisasi atau terkumpul dengan baik. Hal ini menyulitkan pada  saat saya akan menelusuri kembali atau mengubahnya menjadi bentuk lain seperti buku atau konten di channel YouTube saya.

Untuk mengatasi persoalan tersebut maka perangkat kedua yang saat ini saya  gunakan  adalah Microsoft OneNote.

Dalam perangkat lunak tersebut, kita dapat secara mudah mengelompokkan beberapa tulisan yang serupa,  seperti pada satu tema tertentu ke dalam satu kelompok.  Fasilitas Section dan Page yang ada dalam Microsoft OneNote  sangat membantu saya untuk mengorganisasi, merapikan, mengurutkan, dan mengelola tulisan yang semakin banyak.

Harapan saya dengan pengorganisasian yang baik,  maka akan sangat membantu pada saat saya mengubahnya menjadi produk lain, seperti membuat buku,  membuat video di YouTube,  membuat materi untuk paparan,  dan keperluan lainnya

Keempat adalah apa hasil yang didapat?

Mengenai hasil yang didapat tentu tidak banyak. Apalagi jika ditilik dari sisi materi, maka tidak ada tambahan pendapatan yang saya hasilkan dari proses menulis tersebut.

Namun,  jika kita melihat manfaat lainnya maka inilah beberapa hal yang saya dapatkan dari proses menulis setiap hari.

Saya merasa telah menyelesaikan sesuatu setiap hari dengan menerbitkan satu tulisan.  perasaan menyelesaikan sesuatu ini penting untuk memberikan kita dorongan agar menyelesaikan berbagai hal lain dalam kehidupan, seperti dalam pekerjaan,  kehidupan rumah tangga, dan lainnya.

Selain itu, karena menulis membuat saya bahagia, maka menerbitkan dan membuat tulisan setiap hari juga menimbulkan kebahagiaan bagi diri saya sendiri.

Hikmah lain yang dapat saya pelajari dari proses menulis setiap hari adalah saya semakin familiar dengan berbagai peralatan yang sudah disebutkan di atas. Kemudian tidak lagi ragu-ragu pada saat menulis,  artinya tidak khawatir membuat kesalahan, tidak harus menunggu sempurna,  dan lebih mudah dalam merangkai kata-kata menjadi kalimat dan akhirnya menjadi tulisan.

Barangkali pelajaran paling berharga yang saya dapat dari proses ini adalah mengikhlaskan  karya kita untuk dibaca atau dinikmati orang lain. Bahkan, mengikhlaskan di sini juga berarti  merelakan ketika tidak ada satu pun orang yang membaca tulisan kita.

Dengan mengikhlaskan tersebut, saya tidak terpenjara pada masa lampau, merenungi nasib,  berhenti, menyerah, dan kehilangan semangat. Namun, justru saya merasa tertantang untuk menertibkan tulisan-tulisan baru, metode baru, topik baru, ide baru, dan sajian yang baru.

Beberapa hal yang saya hasilkan tersebut ternyata di detik-detik terakhir berubah. Pada minggu lalu, seorang  koneksi baru di LinkedIn menyapa  saya. Pertama dia memberikan pujian  kepada tulisan saya. Katanya tulisan saya bagus-bagus.

Kemudian dia memberikan informasi bahwa saat ini sedang mempunyai proyek untuk  membuat plaform pembelajaran guna meningkatkan kapasitas seseorang melalui berbagai keterampilan dan soft skill. Dia Membutuhkan bantuan saya untuk mengembangkan platform tersebut.

Tentu saja, saat membaca sapaan kawan baru tersebut, saya merasa senang sekali dan dengan senang hati akan mendukung proyek yang sedang dikembangkannya. Barangkali  proyek ini akan bermanfaat untuk banyak orang,  semoga saja begitu.

Kelima adalah apa tantangan yang masih terjadi?

Pada saat melakukan proses menulis setiap hari, maka ada beberapa tantangan yang harus saya hadapi. Pertama adalah mencari waktu untuk menulis.  Sebab saya masih harus bekerja setiap hari dari pukul 9 hingga pukul 5,  kemudian menemani anak bermain,  membantu istri mengatur rumah tangga,  dan berbagai kesibukan lainnya.

Tantangan yang kedua adalah untuk terus konsisten menulis setiap hari. Meskipun sesuai saran dari Seth Godin, bahwa seseorang dapat menulis apa saja setiap hari, tetapi kekhawatiran itu tetap saja mengemuka, khawatir jika suatu ketika tidak ada bahan yang dapat dituliskan. Atau jika terjadi kesibukan yang menyita waktu dan memutus rantai penerbitan setiap hari yang sedang saya upayakan untuk dilakukan.

Tantangan yang ketiga adalah ketika saya merasa bahwa apa yang dilakukan sia-sia karena misalnya tidak ada satu orang pun kawan yang membaca, memberikan masukkan, saran,  koreksi, atau mungkin permintaan penulisan. Itu seperti melempar sesuatu di ruang hampa  dan kita tidak tahu sampai di mana dampak dari lemparan tersebut.

Tantangan yang keempat adalah kekhawatiran hilangnya fokus untuk menulis setiap hari karena berbagai godaan atau kesibukan. Seperti saat ini ketika saya sibuk membangun sebuah channel di YouTube untuk menyampaikan materi tulisan yang ada di blog saya ke dalam bentuk video.

Itulah kurang lebih alasan, metode, peralatan, hasil, dan juga tantangan yang saya rasakan dalam proses menulis setiap hari selama kurang lebih sebulan ini.

Apakah Anda memiliki kebiasaan tertentu yang dilakukan setiap hari dan ingin dibagikan?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menulis untuk Memancarkan Pesan

Menulis Menyampaikan Suara Sang Penyair

Menulis adalah Latihan Tanpa Henti