Postingan

Menampilkan postingan dari 2012

Menulis adalah Sebuah Anugerah

Marcia Preston sedang asyik menulis saat cucunya, Jessica, yang berumur tiga tahun mengganggunya. Menulis adalah pekerjaan Marcia. Ia bisa berada di ruang kerjanya dan tak mengizinkan siapa pun datang mengganggu. Namun, khusus untuk Jessica ia tak bisa menolak kehadiran malaikat kecil itu. Si mungil yang tinggal jauh darinya itu, memberikan kebahagiaan, merampasnya dari dunia ilusi yang dibangunnya perlahan-lahan. Ia tak menyesal karena itu. Marcia paham, betapa hal-hal yang paling dicintai selalu meminta pengorbanan. Cokelat penuh dengan lemak dan kalori. Teknologi membuat hidup lebih mudah tapi sekaligus memperumitnya. Bahkan sukacita murni kerja fisik pun dinodai oleh keletihan dan rasa sakit. Ia selalu tidak sabar untuk menunggu kunjungan cucu perempuan dan keluarganya, namun pada saat yang sama ia harus bangun tengah malam untuk menyelesaikan tulisannya. Baca juga: Menulis adalah Usaha Setiap Hari Bagi Marcia, menulis adalah anugerah mendua. Kita, yang kecanduan menulis, kata dia,

Menulis adalah Usaha Setiap Hari

 Menulis adalah usaha setiap hari. Meskipun saat tidak ingin melakukannya, menulislah. Meskipun sudah banyak yang dituliskan, menulislah. Semua Sudah Dituliskan? Irving Wallace pernah mendengar seorang profesor berkata kepada seorang penulis pemula, “Semua sudah pernah ditulis, dan ditulis dengan lebih baik daripada kamu bisa melakukannya. Jika kamu berniat menulis tentang cinta, tragedi, petualangan...lupakan saja, karena semua itu sudah dilakukan oleh Shakespeare, Dickens, Tolstoy, Flaubert, dan lainnya. Kecuali jika kamu mempunyai sesuatu yang benar-benar baru untuk dikatakan, jangan menjadi seorang penulis. Pelajarilah akuntansi.” Belum Semuanya Dituliskan Baca juga: Menulis adalah Latihan Tanpa Henti Kata-kata tersebut menurut Wallace adalah begitu konyol dan benar-benar bodoh. Semuanya belum dikatakan, dan takkan pernah dikatakan. Emosi manusia mungkin selalu sama, tapi di bumi ini tidak pernah ada seorang pun sebelum dirimu yang persis sepertimu dan

Menulis adalah Latihan Tanpa Henti

Mari kita belajar kepada seorang penulis bernama Dan Millman yang mengatakan perlunya seorang penulis untuk menulis terus menerus tanpa henti. Francis Bacon menulis, “Kita mendaki tinggi sekali dengan sebuah tangga melingkar.” Sementara itu, Issac Bashevis  menulis, “Hidup adalah novel Tuhan, biarkanlah Tuhan yang menulisnya.” Memang, siapa yang bisa menebak liku-liku jalan yang mungkin ditempuh hidup kita? Yang bisa kita lakukan sebagai penulis adalah mencoba, mengerahkan usaha, menabur benih, dan menuai panen apa pun yang diberikan dengan penuh suka cita dan syukur. Di SMA dan perguruan tinggi, Dan Millman lebih dikenal sebagai seorang atlet daripada seorang penulis. Bakatnya terpendam, sampai kemudian ia menyadari, bahwa ia menyukai menulis. Baginya, ada sesuatu yang menarik saat ia memahat kata-kata—menambang permata dari alam bawah sadar yang kreatif—yang membuat waktu seakan terbang. Latihan Tanpa Henti Baca juga: Cara Mencapai Keajaiban Menulis Senjata Dan

Cara Mencapai Keajaiban Menulis

 Tahukah Anda apa keajaiban menulis? Kemudian bagaimana keajaiban itu terjadi ketika bayangan di kepala seseorang bisa berpindah ke kepala orang lain melalui tulisan? Ayah Sue, C.W. “Chip” Grafton adalah seorang pengacara obligasi di Louisville, Kentucky. Ia menghabiskan 40 tahun hidup profesionalnya dengan mengabdi kepada hukum. Ia membesarkan dua putrinya, Sue dan Ann dengan kecintaan kepada buku. Ia pun memberikan contoh, bagaimana selepas jam kerja ia menghabiskan waktu untuk menulis. Sue kerap kali memperoleh pelajaran menulis dari ayahnya. Pada saat itu, ia tidak berniat menjadi penulis. Pada tahun-tahun itu, seorang wanita apabila sudah “besar”, maka pilihan profesinya adalah menjadi perawat, guru atau balerina. Secara sadar, karena menyadari kelemahannya, Sue memilih untuk menjadi seorang pengajar. Satu hari, Chip mengajari Sue menulis. Chip berkata, “Kamu harus mempertahankan kesederhanaan tulisanmu. Bukan kamu yang berhak merevisi bahasa Inggris. Kamu harus selal

Menulis untuk Memancarkan Pesan

Banyak sekali tujuan menulis, tetapi di antaranya adalah untuk memancarkan pesan kepada manusia lainnya. Pesan itulah yang menyebabkan kita terhubung dengan pengarang dan menyukai suatu tulisan. Pesan yang Terpancar “Apa pun yang kalian tulis akan terpancar pesannya.” Kata-kata itu didengar pertama kali oleh Elizabeth Engstrom dari Theodore Sturgeon. Theodore sendiri adalah seorang penulis besar yang merupakan seorang pakar fiksi ilmiah. Satu hari ia datang ke kota tempat Elizabeth tinggal untuk memberikan lokakarya. Sebelumnya Elizabeth sendiri telah menulis. Namun, semua yang ditulisnya terasa angkuh, fanatik, atau berprasangka. Ia merasa karya fiksi ciptaannya tak bagus dan pesannya tak sampai untuk umat manusia. Pertanyaan Elizabeth Baca juga: Menulis adalah Memberi Kata yang Tepat Dalam lokakarya itu, Elizabeth berencana akan mengajukan sebuah pertanyaan kepada Theodore, “Apa yang Anda lakukan ketika Anda ingin berkhotbah?” Hal ini merasa perlu ditanyakan oleh Elizabeth karena ia

Menulis adalah Memberi Kata yang Tepat

 Tidak setiap orang mampu mengungkapkan perasaannya ke dalam suatu tulisan. Arti menulis bagi seorang penulis adalah memberi kata yang tepat pada situasi yang dihadapinya atau bahkan yang dihadapi orang lain. Sebuah kisah tentang seorang ibu dan penulis kolom mingguan berikut ini barangkali bisa memberikan gambarannya arti itu kepada Anda. Sang Pembaca Tetap Kolom Mingguan Itu Adalah Catharine Bramkamp namanya. Ia adalah seorang penulis kolom mingguan di sebuah surat kabar yang sangat kecil, sangat lokal. Ia menulis sebagai pekerjaan tambahan. Pekerjaan utamanya adalah membesarkan dua bocah laki-laki. Ia menulis bermacam-macam topik, terutama tentang cerita kehidupannya sehari-hari. Ia juga menulis mengenai apa yang ia ketahui, sisi politis, sisi komersial, sisi lucu menjadi seorang ibu modern dan lain-lain. Ia mempunyai seorang pembaca tetap bernama Susan. Sosok yang bukan saja menyukai kolom mingguan Catharine tapi juga setuju dengan apa yang tertulis di sana. Ke

Menulis Perlu Menjadi Aktivitas Harian

 Apa saja alasan menulis, sehingga perlu menjadi aktivitas harian? Jika Anda ingin menjadikan menulis sebagai pekerjaan alternatif, maka berikut ini salah satu alasannya. Cerita Bud Gardner Bud Gardner adalah anggota National Speakers Association (NSA), sebuah grup pembicara profesional berskala dunia. Pada suatu ketika, ia harus menjadi seorang direktur pertemuan yang salah satu tugasnya adalah mengundang pembicara dalam acara Konferensi Klub Penulis California ke-20. Pembicara yang dimaksud adalah Alex Haley, seorang pengarang terkenal yang karyanya berjudul ‘Roots’  telah menjadi best seller. Bud kemudian menulis surat kepada Alex Haley. Isi surat tersebut mengharapkan Alex bersedia menjadi pembicara pada konferensi yang akan diselenggarakannya. Bud mula-mula ragu, apakah penulis sekaliber Alex bersedia menerima undangannya? Yang menarik dari surat Bud adalah bagaimana ia menghiba kepada Alex agar ia bersedia datang. Ia memohon kepada sisi emosional Alex: Baca j

Menulis Menguatkan Kate M Brausen dalam Menjalani Hidupnya

Menulis telah menguatkan Kate M Brausen dalam menghadapi berbagai ketidaknyamanan hidupnya. Bagaimana hal itu bisa terjadi? Simaklah kisahnya berikut ini. Kate M. Brausen tak pernah ingin menjadi seorang penulis. Cita-cita masa kecilnya adalah menjadi seorang balerina. Ia ingin tergabung dalam kelompok bereputasi internasional, menjadi seorang prima ballerina . Menanggapi mimpinya ini, ayahnya yang selalu bersikap positif pun mendukung sepenuhnya. Ia berkata, bahwa tiap anaknya bisa mencapai semua mimpi mereka, apa pun itu, selama mereka masih tetap teguh mempertahankannya. Saat kelas lima, Kate, mulai sering tersandung kakinya sendiri. Hal yang juga dialami oleh kakak lelakinya. Diagnosa dokter mengatakan, kakak Kate menderita kerusakan otot. Hal yang disadari benar oleh Kate, bahwa dia pun akan mengalaminya. Nanti, suatu hari nanti. Saat Kate berada di sekolah menengah, ia tak seperti teman-teman wanitanya. Stoking pertama dikenakan oleh gadis-gadis ini. Tapi bagi Ka

Inilah Alasan Terry McMillan Menulis

Dear teman-teman, jika kamu ingin mulai menulis, maka disarankan memiliki alasan yang kuat.  Mungkin saat ini kamu belum memiliki alasan itu. Namun, semoga tulisan berikut ini dapat memberikan gambaran alasan menulis bagi seseorang.  Adalah Terry McMillan, seorang novelis dari Amerika Serikat. Mari kita simak awal mula kisahnya menulis dan juga alasan-alasannya menulis.  Semoga bermanfaat ….  Terry McMillan tak pernah ingin menjadi seorang penulis. Mula-mula ia bekerja di perpustakaan sebagai pengatur buku. Di sinilah awal mula petualangannya, bersama buku-buku dan penulis terkenal ia mulai menjelajahi negeri-negeri dongeng. Silakan baca juga:  Menulis Menguatkan Kate M Brausen dalam Menjalani Hidupnya Sampai kemudian ia kuliah, pada masa ini bacaannya menjadi agak luas, dan ia pun jatuh cinta pada seorang pemuda. Namun, pemuda itu telah mematahkan sebagian besar hatinya. Ia koma. Ia tak bisa bergerak, namun manakala kesadaran menghantam otaknya, ia tahu apa ya

Menulis Menyampaikan Suara Sang Penyair

Saya percaya, bahwa manusia tak hanya akan bertahan: ia akan menang. Manusia adalah makhluk abadi, bukan karena hanya ia satu-satunya di antara berbagai makhluk yang mempunyai suara yang tak bisa habis, tapi karena ia mempunyai jiwa, roh yang mampu berbela rasa, berkorban dan bertahan. Tugas sang penyair, penulis, adalah menulis tentang hal-hal ini. Silakan baca juga:  Inilah Alasan Terry McMillan Menulis Ia mempunyai hak istimewa untuk membantu manusia bertahan dengan meringankan hatinya, dengan mengingatkannya kepada keberanian dan kehormatan dan harapan dan kebanggaan dan bela rasa dan belas kasihan dan pengorbanan yang merupakan kemuliaan masa lalunya. Suara sang penyair tak perlu hanya menjadi catatan manusia, tapi suara ini bisa menjadi salah satu penyangga, pilar untuk membantunya bertahan dan menang. ~William Faulkner~ Kutipan pidato penerimaan Hadiah Nobel dalam bidang sastra, 10 Desember 1950, Stockholm, Swedia. Kutipan dari ‘Chicken Soup for the

Menulis Menyajikan Kisah yang Unik

Salah satu keterampilan yang paling penting sebagai manusia adalah menulis. Nah, simaklah tulisan berikut ini jika kamu ingin meningkatkan keterampilan dalam menulis. Saya sekarang percaya, bahwa di dunia ini tak ada foto baru dan hanya ada beberapa cerita baru. Kebanyakan merupakan kombinasi ulang hal-hal yang pernah diceritakan sebelumnya—kombinasi luar biasa. Tapi yang baru, dan segar, dan asli adalah kacamata yang digunakan sang penulis untuk melihat berbagai situasi ini. Baca juga:  Menulis Menyampaikan Suara Sang Penyair Anugerah kita dan dengan demikian tanggung jawab kita sebagai penulis adalah untuk memandang berbagai situasi kehidupan dengan cara kita yang unik dan melaporkan kebenaran makna dan nilainya kepada publik pembaca supaya mereka bisa mempunyai wawasan yang segar mengenai kondisi manusia. Masing-masing dari kita unik di alam raya ini, sehingga demikian juga kisah-kisah yang kita tuturkan. -Elizabeth Engstrom- Kutipan dari ‘Chicken Soup f