6 Cara Mengumpulkan Bahan untuk Menulis

Pada tulisan ini, saya akan berbagi bermacam metode yang digunakan oleh para penulis untuk mengumpulkan materi atau bahan-bahan dasar sebelum dia menulis suatu tulisan yang utuh.

Tidak mengejutkan bahwa langkah pertama untuk mengumpulkan materi adalah dengan menulis atau membuat catatan.

Barangkali Anda membaca berbagai hal kemudian agar tidak lupa, maka poin-poin yang penting dari bacaan tersebut dituliskan. Kemudian saat Anda mendengarkan sebuah pidato, maka poin penting dari pembicara dituliskan. Bisa jadi Anda mengamati berbagai hal dalam hidup sehari-hari secara langsung kemudian hasil dari pengamatan itu dituliskan.

Dari berbagai tulisan atau catatan Anda tersebut, maka dapat disusun suatu tulisan yang baru. Oleh karena itu: 

Langkah pertama adalah dengan menulis.

Langkah kedua adalah brainstorming atau curah pendapat.

Pada proses brainstorming ini bisa dilakukan sendirian atau melibatkan banyak orang. Namun, pada intinya kegiatan curah pendapat adalah mencurahkan berbagai pendapat atau ide yang dimiliki oleh Anda dan orang lain yang bersama-sama akan menyusun suatu tulisan.

Kata kunci dari curah pendapat adalah tidak adanya batasan, sehingga semua ide yang muncul perlu dituliskan. 

Barulah kemudian dari tulisan itu dikelompokkan untuk menjadi dasar atau bahan bagi tulisan yang nantinya akan Anda susun.

Langkah ketiga adalah dengan membuat tulisan bebas terarah. 

Apabila pada metode brainstorming tidak ada batasan maka metode tulisan bebas terarah ada batasan-batasan tertentu.

Rambu-rambu atau batasan tersebut berguna untuk menjadi panduan bagi para penulis dalam menghasilkan suatu tulisan yang utuh.

Oleh karena itu, kendati disebut bebas, tetapi sejatinya ada panduan sehingga tidak terlalu melenceng ke berbagai arah dan tulisan pun akhirnya bisa lebih fokus. Kemudian tulisan yang lebih fokus akan memudahkan untuk melakukan editing atau koreksi pada tulisan yang kita hasilkan. Dengan cara itu, maka kita dapat menghemat waktu untuk melakukan pekerjaan lainnya.

Langkah keempat untuk pengumpulan materi adalah dengan menggunakan suatu diagram pohon. 

Misalnya bagian batang pohon adalah tema utama yang ingin kita tulis.

Kemudian cabang-cabangnya adalah berbagai ide yang terkait dengan tema tersebut. Harapannya dari diagram pohon tersebut kita dapat melihat hubungan antara satu ide dengan ide yang lain. Selanjutnya, kita pun dapat mengetahui bagaimana itu tersebut bersama-sama membentuk suatu puncak pohon yang bisa berupa suatu kesimpulan atau rekomendasi dan akhir dari cerita.

Cara kelima untuk mengumpulkan materi adalah 5W + 1 H.

Metode ke lima ini biasanya digunakan oleh para jurnalis. Namun, Anda pun bisa juga menggunakannya. Misalnya, dalam menuliskan suatu deskripsi atau peristiwa tertentu, strategi yang digunakan kita kenal sebagai 5W + 1H. 5W itu adalah what, where, when, dan why, kemudian how. Artinya 5W + 1H tersebut menjelaskan siapa, melakukan apa, di mana, kapan, dan kenapa hal itu terjadi dan kemudian mempengaruhi berbagai hal lain, menimbulkan gejolak dan lainnya.

Oleh karena itu, 5W + 1H adalah satu metode pengumpulan materi yang sangat lengkap dan seringkali digunakan oleh banyak penulis.

Metode pengumpulan materi yang terakhir atau ke enam adalah studi pustaka.

Kegiatan ini dilakukan dengan membaca berbagai buku yang terkait dengan tema yang sedang anda dituliskan. Dari studi pustaka, maka Anda dapat mengetahui apa saja perbincangan dan perdebatan yang terjadi terutama pada tema yang sedang ditulis.

Selain itu, Anda pun akan mendapatkan informasi apa saja capaian atau hal-hal yang sudah dituliskan oleh para penulis terdahulu mengenai tema yang sedang dikaji. Kemudian apa saja rekomendasi, kesimpulan, dan metode yang telah digunakan untuk meneliti suatu tema.

Kemudian dari berbagai hal itu, maka Anda dapat mengetahui poin-poin yang belum dituliskan, perlu ditambahkan, dan perlu dilengkapi dalam pustaka mengenai tema yang sedang ditulis.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menulis untuk Memancarkan Pesan

Menulis Menyampaikan Suara Sang Penyair

Menulis adalah Latihan Tanpa Henti