Menulis Blog telah Menyelamatkan Hidup

Sebelumnya saya tidak pernah ingin membuat blog. 

Satu-satunya alasan saya mulai membuat blog adalah karena saya ingin menulis buku.  

Terus, karena saya tidak mengetahui apa pun mengenai menulis buku dan saya juga tidak memiliki keterampilan sebelumnya, maka upaya itu membutuhkan waktu 10 bulan untuk menyelesaikan buku tersebut. Jauh melebihi perkiraan waktu yang saya tentukan sebelumnya, yaitu tiga bulan.  

Meskipun begitu, ternyata sudah ada beberapa orang yang memesan buku saya tersebut. Kemudian saya tidak ingin mereka yang telah memesan itu menganggap sebuah tipuan, maka saya memulai blog dan mengirimkan tulisan di blog kepada mereka, sehingga mereka tahu, bahwa saya masih hidup.  

Bertahun-tahun kemudian ngeblog dan menulis menjadi satu-satunya hal yang ajeg atau tetap di hidup saya. Meskipun saya telah pindah tempat tinggal beberapa kali, tetapi satu hal yang sama dan selalu dilakukan adalah bahwa saya menulis, setiap hari.  

Menulis membuat saya tetap waras di dunia yang semakin menggila. Membuat saya tetap seimbang di dunia yang tak lagi seimbang. Dunia yang tak lagi dikenali karena harus melakukan adaptasi terhadap lingkungan yang berubah terus menerus.  

Menulis juga menjadi sarana meditasi harian saya. Meskipun mungkin menulis berkebalikan dari meditasi itu sendiri, tetapi sebenarnya saya tidak pernah melakukan meditasi, sehingga saya pun tak begitu paham.  

Hanya, saya dengar saat meditasi, kita diminta untuk tidak memikirkan apa pun. Namun, apa yang biasanya terjadi ketika diminta untuk tidak berpikir, akhirnya kita malah memikirkan lebih banyak hal.  

Bagi saya, menulis adalah cara untuk menggabungkan berbagai pikiran bersama-sama. Menjadi jalan untuk memahami diri sendiri dan berbagai hal di sekitar. Saya lebih sering menulis untuk diri sendiri. Kebanyakan saran yang saya tulis adalah saran untuk diri sendiri. Dengan harapan suatu hari nanti saya bisa mengikuti saran tersebut dan menjadi orang yang lebih baik.  

Ketika menulis, saya tidak mengenakan topeng, saya berusaha jujur dan menjadi diri sendiri. Sebuah upaya yang sulit dilakukan di tengah dunia yang penuh dengan topeng, bahkan berlapis-lapis untuk menyembunyikan dirinya sendiri yang sebenarnya. Termasuk ketika kita mencoba tampil penuh pengetahuan, padahal sebenarnya kita tidak mengetahui apa pun.  

Menulis juga seperti obat. Ini menjadi sarana untuk memahami diri sendiri, mengetahui siapa diri saya di kedalaman sana, termasuk ingin menjadi apa diri ini suatu hari nanti.  

Menulis pun membantu saya menerima diri ini apa adanya, itulah kemudian yang menyelamatkan saya. Menyelamatkan diri yang tersembunyi di kedalaman sana dan menanti untuk ditemukan.  

Source: 121 Tips of Being a Better Writer by Yann Girrard

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menulis untuk Memancarkan Pesan

Menulis adalah Latihan Tanpa Henti

Menulis Menyampaikan Suara Sang Penyair