Tips Agar Semangat Menulis

Dalam diri setiap orang, termasuk juga penulis ada kekuatan penolakan. Ini adalah energi dari dalam diri yang menghalangi kita untuk menghasilkan sesuatu yang luar biasa atau melakukan karya luar biasa.

Menulis dan berbagai kerja kreatif lainnya adalah perjuangan setiap hari untuk mengalahkan energi buruk tersebut.

Energi penolakan itu muncul, karena memandang tugas-tugas kita teramat penting, ketika kita merasa harus memenuhi harapan diri sendiri atau orang lain, atau ketika kita mencoba terlalu keras.

Dalam menulis, bagaimana menghasilkan tulisan yang lebih baik, sederhana, tetapi menikmati prosesnya?

Menulis adalah proses berbagi pengalaman, baik bagi penulis dan pembaca. Jika penulis senang saat menulis, maka pembaca pun akan menikmati hasil tulisan itu.

Berikut ini beberapa saran agar tulisan baik, sederhana, tetapi juga mampu dinikmati prosesnya.

Menulislah seperti Anda Bicara

Saat seorang blogger ternama Seth Godin ditanya, "Pernahkah Anda mengalami writer's block?"

Oya, Writer's Block adalah hambatan yang dialami setiap penulis ketika dia tidak menghasilkan satu pun tulisan.

Tahukah Anda apa jawaban Seth?

Dia bilang, "Menurut saya, tak ada itu writer's block. Saya menulis seperti kalau saya bicara dan saya tidak pernah menemukan orang yang bangun tidur dan mendadak tidak mampu bicara."

Saya pun memiliki pengalaman yang menyulitkan saat menulis, yaitu tulisan menjadi jelek, jika saya mencoba terlalu keras dan serius.

Sebaliknya, saya merasa tulisan saya lebih ringan dan enak dibaca ketika saya hanya menulis begitu saja apa yang ingin saya sampaikan.

Ada cara sederhana sebenarnya untuk melakukan hal tersebut, yaitu dengan bertanya, "Apa sebenarnya yang ingin saya sampaikan di sini?" Kemudian Anda menuliskan jawabannya.

Menulis Buruk dan Memiliki Ide yang Buruk

Seorang penulis sering menyangka dirinya sedang berada dalam writer's block, atau tidak memiliki kemampuan dan keinginan untuk menulis.

Jika datang seorang pelanggan yang meminta Anda untuk menulis, apakah Anda akan berkata, "Hei, maaf, tetapi saat ini saya sedang tidak ingin menulis. Saya mengalami writer's block."

Saat seseorang mengatakan dia memiliki 'writer's block' maksud sebenarnya adalah dia sedang memiliki kebuntuan untuk menulis secara sempurna. Dia tak cukup puas dengan menulis biasa-biasa saja dan menginkan hasil yang sempurna.

Namun, bagi penulis yang baru belajar, maka kuntitas atau jumlah tulisan adalah jalan untuk meraih kualitas.

Oleh sebab itu, jika satu ketika Anda merasa tidak dapat menulis dengan sempurna, maka menulislah dengan biasa saja, bahkan menulislah dengan buruk.

Intinya adalah Anda tetap menulis.

Kunci seorang penulis adalah menuliskan sesuatu, karena momentum adalah sahabat terbaik seorang penulis.

Kita tidak pernah memahami, kapan momentum tersebut akan tiba.

Kemudian, jika menulis buruk pun sulit, karena Anda tak memiliki ide yang bagus, maka apakah Anda memiliki ide yang buruk?

Akhirnya, jika Anda seorang penulis, maka menulislah setiap hari. Itu pekerjaan Anda. Lakukan terus, kendati masih belum sempurna, menjadi tulisan buruk, dengan ide buruk sekalipun.

Pelajaran dari Google

Kenapa Google begitu berhasil?

Jawaban dari pertanyaan itu adalah, karena Google melakukan dua hal:

Pertama, dia tidak mengatakan dirinya pintar. Bahkan, Google tak pintar-pintar amat. Tugas utamanya adalah mengumpulkan informasi yang dibuat oleh orang lain dan mengarahkan pengguna atau kita ke sana.

Kedua, Google memberikan penghargaan hampir semuanya kepada orang lain. Dia tak pernah, secara khusus menyampaikan pesan hasil pemikirannya sendiri.

Ketika Anda menulis sesuatu yang bermakna dan penting, maka bisa jadi Anda begitu ingin mengambil semua kredit dan penghargaan untuk diri sendiri.

Namun, kenyataannya adalah orang-orang tidak membaca tulisan kita karena kita pintar. Namun, karena gairah kita pada satu hal dan kemampuan kita untuk mengemas ide yang menarik dari orang lain menjadi sesuatu yang menyenangkan dan indah.

Sebagai blogger atau penulis, maka Anda dapat menerapkan pelajaran dari Google.

Anda bukanlah seorang ilmuwan. Tugas Anda bukan memahami seluruh fakta, angka, dan data.

Namun, tugas Anda sebagai penulis adalah mengemas ide-ide orang lain menjadi suatu sajian yang menarik bagi para pembaca Anda.

Tulislah seperti di Email

Bandingkan tulisan akademik di jurnal ilmiah dan tulisan dalam sebuah email. Manakah jenis tulisan yang mudah dipahami?

Jika tujuan Anda bukanlah untuk para akademisi yang menjunjung tinggi kaidah-kaidah ilmiah, metodologi, fakta, data, dan penarikan kesimpulan, maka kenapa harus memusingkan format jurnal?

Tulislah seperti ketika Anda menulis surat elektronik atau email. Format ini membebaskan dan menghilangkan berbagai ketentuan, kaidah, dan aturan lainnya yang kadang justru menghambat.

Sebuah surat elektronik atau email tak menggunakan kata-kata yang sulit. Bentuk surat elektronik menyampaikan apa yang ingin disampaikan dalam bahasa yang sederhana dan secara langsung.

Ketika Anda akan menulis blog atau yang lain, maka anggaplah sedang menulis surat elektronik kepada kawan lama.

Kini, menulis semakin mudah dengan hadirnya berbagai platform untuk menulis, seperti blog di Medium, Wordpress, hingga Blogspot; serta dengan adanya jurnalisme warga, seperti di Kompasiana, Kumparan, Seword, dan lainnya.

Baik platform atau jurnalisme warga tersebut menghilangkan orang-orang di tengah, yaitu para editor. Kini tak ada aturan yang baku. Anda menjadi penanggung jawab utama karya, termasuk bagaimana menghasilkan karya tersebut.

Bagian terbaik dari dunia ini adalah Anda dapat menjadi diri Anda sendiri. Anda menyampaikan apa yang ingin disampaikan tanpa terpengaruh aturan-aturan tertentu saat menyampaikan pesan itu.

Jika Anda masih Males Menulis

Jika ini terjadi, maka masih ada satu cara yang dapat ditempuh, yaitu dengan menjadi rentan. Ini adalah kemampuan tanpa modal, seperti talenta, pengalaman, uang, dan kesuksesan.

Menjadi rentan adalah kemampuan setiap orang. Caranya dengan menceritakan kisah Anda, pemikiran, dan kekhawatiran.

Anda dapat terhubung dengan orang-orang dengan cara-cara tertentu yang hanya diketahui oleh Anda sendiri. Bisa jadi kerentanan yang Anda bagikan melalui cerita dapat menghubungkan orang-orang yang memiliki pengalaman serupa, memberikan harapan, bahkan menyelamatkan mereka.

Menjadi rentan adalah obat bagi penolakan dari dalam diri Anda sendiri untuk menulis.

Kuncinya adalah, bersediakah Anda menjadi rentan dan membagikannya kepada orang lain?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menulis untuk Memancarkan Pesan

Menulis Menyampaikan Suara Sang Penyair

Menulis adalah Latihan Tanpa Henti